Senin, 07 Maret 2011

baca dulu

liburan sudah selesai dan saatnya kembali ke rutinitas super menjemukan, setiap harinya sama. meskipun ada beberapa bagian yang mulai saat ini sudah tidak sama.
ngga tahu harus melanjutkan kalimat ini dengan kata-kata seperti apa tapi yang jelas ada yang hilang,ada sebagian kecil yang harus aku lepaskan.

aku ngga bisa basa-basi lagi tapi langsung ke inti postingan kali ini, soal hubungan beda agama.
semua orang sudah banyak yang mendengarkan masalah ini,bahkan tidak sedikit yang terjebak hal ini.
bagi orang tua,banyak bahkan hampir semua menentang hubungan sejenis ini, jenis penentangannyapun bermacam-macam. ada yang secara halus terselubung atau bahkan menentangnya secara keras dan terang-terangan.
tapi bagi anak seusiaku hal seperti ini adalah suatu hal yang patut diperjuangkan apalagi atas nama 'CINTA'.oke meskipun saat ini antara 'CINTA' dan 'NAFSU' itu sudah mulai menyatu definisinya. kembali ke topik, mereka yang menjalankan hubungan sejenis ini selalu mati-matian berjuang mempertahankan sesuatu yang menurut sebagian besar orang adalah hubungan yang 'susah untuk kedepannya nanti'.
termasuk aku sendiri,aku bisa menulis seperti ini karena aku sendiri sudah berulangkali melakukannya. dulu aku juga punya pikiran "halah toh ya belum ada rencana menikah minggu depan" dan juga pemikiran "apa toh masalahnya orang pacaran atau bahkan menikah beda agama? selama 2 orang itu fine-fine aja kenapa orang lain harus ribut?" ya itu pemikiranku sebelum aku menjalankan satu cerita yang terakhir ini.

1tahun dengan segala yang diperjuangkan mengingat kami berbeda keyakinan, akhirnya sampai di satu kesimpulan bahwa kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini.
aku yang mengakhiri hubungan ini tapi bukan berarti aku meninggalkannya begitu saja,karena 1 tahun menurutku cukup untuk melakukan sedikit perubahan keadaan.

bukan terima kasih tapi sedikit kesadaran untuk ikut berusaha. itu yang diharapkan

kita sudah memilih untuk mengambil jalan ini meskipun kita tahu bahwa kedepannya akan sangat sulit serta mendapatkan banyak tantangan dan kita sudah berjanji akan menjalankan berdua.
maka pegang komitmen itu untuk kedepannya.

jadi hubungan beda agama itu menurutku sesuatu yang mustahil bisa terwujud, tanpa adanya komitmen dari dua orang yang menjalankan itu.
siap untuk jatuh, siap untuk mengecewakan orang lain, siap untuk mendukung satu sama lain, siap untuk mengambil keputusan.
tanpa itu semua aku rasa jangan memulai hubungan semacam ini karena pada akhirnya harus berpisah entah karena tuntutan atau karena keadaan.