Sabtu, 16 April 2011

FFF (Fried Friend Forever)

kemarin aku baru keluar dengan salah satu anak buahku yaa sebut saja ekin B) dalam perjalanan banyak yang kita bicarakan, mulai dari cerita jaman SMA kami yang carut marut sampai cerita soal anak yang harus nangis gulung-gulung dulu karena minta dibeliin BlackBerry sama bapaknya.
lalu juga sempat membahas mengenai multi-culture sama multi-religion. hanya dalam 2,5 jam lah sudah banyak hal yang mengalir untuk dibicarakan.

mungkin banyak orang berpikir kalau persahabatan kami itu level high-class, hedonisme , yang isinya cuma hura-hura. padahal esensi dari persahabatan itu sendiri bukan hal-hal yang disebutkan diatas itu tapi gimana caranya kami menyempatkan waktu kami untuk bertemu disela-sela kesibukan kami. bagaimana caranya kami menyisihkan sedikit waktu kami untuk duduk bersama, dan membicarakan banyak hal. ngga perlu di tempat yang mahal,dimanapun bisa selama tersedia makanan dan minuman.

persahabatan kami juga tidak selalu berjalan mulus, karena dalam satu kumpulan kami terdiri dari orang-orang yang punya sifat berbeda-beda jadi sering muncul masalah tapi ya selalu dapat kami selesaikan dengan cara kekeluargaan yaitu ilok-ilokan atau sindir-sindiran atau biasanya kalau masalahnya sudah cukup berat paling ya jambak-jambakan. meskipun aku sendiri jarang terlibat jambak-jambakan mengingat dalam kumpulan aku yang paling gede jadi rasanya ngga memungkinkan ikut dalam acara tersebut. meskipun mulutku pernah diseplak pake softex sih, pengalaman buruk bener ini.
dan juga sering dipanggil homo dan ngga punya leher dan hal-hal buruk lainnya tapi ya makhluk-makhluk seperti inilah yang aku sebut 'sahabat'

tapi yang seperti ini yang membuat segala sesuatunya terlihat 'layak untuk diingat'.
semakin sedikit waktu untuk ketemu semakin kita menghargai setiap detiknya.